PENDAHULUAN
Sebelumnya saya meminta maaf jika di sini ada desainer logo yang ikut membuka jasa di FJB Kaskus. Maksud dari riset ini adalah untuk memberi pemahaman, dan tidak dimaksudkan untuk merusak usaha orang lain atau semacamnya. Meski memang ada beberapa opini pribadi, namun hasilnya diusahakan seobyektif mungkin.
LATAR BELAKANG
Mengapa Kaskus? Simpel, karena hingga saat ini, Kaskus merupakan website asli Indonesia yang memiliki traffic paling tinggi. Jumlah membernya mencapai jutaan. Belum lagi pengunjung nonmember yang jumlahnya tak bisa diperkirakan.
Tingginya jumlah anggota tentu berdampak pada tingginya pengguna Forum Jual Beli (FJB) yang merupakan bagian dari Kaskus. Pada 2012 saja, jumlah pengguna FJB Kaskus mencapai 10 juta orang (Tempo, 25 November 2012). Karena itu, tak salah jika banyak orang yang memulai bisnis online melalui Kaskus. Kesempatannya memang tergolong besar.
Tingginya kesempatan ini tidak luput dari perhatian sebagian desainer grafis, khususnya yang fokus pada pembuatan logo. Mereka sadar, di tengah tingginya pertumbuhan bisnis online dan UKM, maka kesempatan untuk mendapatkan klien akan semakin besar.
Sayangnya, sebagian besar di antara desainer tersebut cenderung menetapkan tarif yang tidak masuk akal. Mulai dari hanya 5000 rupiah, hingga sekitar ratusan ribu. Pertanyaannya, mengapa bisa semurah itu? Ada harga, ada kualitas?
Tujuan riset ini adalah mengetahui faktor utama rendahnya tarif desain logo. Namun bukan pada faktor yang disebabkan oleh latar belakang (lulusan DKV atau bukan, memahami soal HAKI atau tidak, dll). Bukan itu. Riset ini lebih fokus pada tingkat benefit seperti jumlah alternatif logo dan revisi.
SAMPEL
Dari sekian banyak jumlah populasi desainer logo yang membuka lapak di FJB Kaskus, saya mengambil 100 desainer sebagai sampel. Dari keseratus sampel tersebut, mayoritas di antaranya menggunakan sistem paket untuk membagi tarif harga desainnya. Semakin mahal, pelayanannya pun semakin lengkap. Misal, di paket paling murah, jumlah revisi hanya tiga kali. Sementara di paket yang paling tinggi, jumlah revisi tidak terbatas.
Karena itu, untuk memudahkan penghitungan, desainer yang menggunakan sistem paket dihitung paket termurah yang ia sediakan. Alasannya, dengan mengambil harga termurah, kita bisa mengetahui batas minimal harga yang bisa ditolerir oleh desainernya.
Harus diakui, dengan jumlah sampel yang tergolong sedikit, hasil riset ini mungkin tidak terlalu valid. Namun, bagaimana pun, ini mungkin bisa dijadikan referensi. Referensi baik bagi calon klien maupun desainer grafis lain. Let's enjoy!
Gambar versi mid-res > https://m1.behance.net/rendition/modules/104948955/disp/0bf64208ea17c4b130ad7253297caee8.jpg
FH, Kyuuki's Graphic Designer - di Kota Bandung
dikopas dari Fanpage Facebook: Kyuuki Artwork
Pengelola Blog
Zainoel Arifin Isa'i
: Penulis Blog. Ketika aku tidak nongkrong di warung kopi atau menyusuri hutan atau juga mendaki gunung, aku sibuk menjadi tukang desain lepas yang bermarkas di sudut kamar belakang rumah di daerah pelosok desa terpencil lereng Gunung Arjuno.
Machfudz Arif
: Teknisi Blog. Pekerjaan sebagai Web and Mobile App Developer yang bermarkas di Lembah Tlogo Krabyaan di sebuah dusun yang dikelilingi perbukitan nan elok dan berudara segar.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah yang bijak, iklan/spam langsung dihapus